Follow us:

Sejarah

 

 

 

27 Tahun Puncak Jaya: Dari Keterisolasian Menuju Puncak Kejayaan

 

Pada 8 Oktober 2023, Kabupaten Puncak Jaya genap berusia 27 tahun. Ini adalah sebuah perjalanan panjang dari sebuah wilayah yang terisolasi, di mana harapan hanyalah angan-angan, menjadi sebuah daerah otonom yang terus berbenah dan menatap masa depan. Kisah ini adalah bingkai kepemimpinan yang telah membentuk Puncak Jaya hingga hari ini.


 

Lahirnya Sebuah Harapan (1996 - 2000)

 

Di tengah pergumulan dan jeritan pilu masyarakat yang mendambakan kesetaraan, harapan itu akhirnya tiba dari Jakarta.

"Kenapa kita tidak hidup seperti mereka, padahal kita bukan saudara tiri, kita adalah saudara satu ayah dan satu ibu, itulah Republik Indonesia."

  • 13 Agustus 1996: Terbit Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 1996, secara resmi membentuk Kabupaten Puncak Jaya.

  • 8 Oktober 1996: Di Lapangan Mandala Jayapura, Mendagri M. Yogi S. Memet melantik Drs. Ruben Ambrauw sebagai Bupati pertama. Momen inilah yang kini diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Puncak Jaya.

  • Awal Pemerintahan: Dengan segala keterbatasan, roda pemerintahan awalnya dijalankan dari kantor perwakilan di Nabire, sebelum akhirnya pindah sepenuhnya ke Mulia.

  • Pembangunan Monumental: Dimulainya pembangunan ruas jalan Mulia – Ilu, sebuah proyek vital yang membuka keterisolasian dan kini terhubung hingga ke Jayawijaya.


 

Era Pembangunan Fondasi Demokrasi (2000 - 2006)

 

Masa ini ditandai dengan pergantian kepemimpinan dan peletakan dasar-dasar demokrasi serta identitas daerah.

  • 28 April 2000: Drs. Philipus Andarias Coem dilantik menjadi Bupati, menggantikan Drs. Ruben Ambrauw. Di tahun yang sama, Drs. Henok Ibo diangkat sebagai Sekretaris Wilayah.

  • 15 November 2000: Sejarah tercipta dengan diresmikannya DPRD pertama Kabupaten Puncak Jaya yang beranggotakan 20 orang.

  • 10 Agustus 2001: Pasangan Drs. Elieser Renmaur dan Lukas Enembe, S.IP dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati definitif pertama hasil pemilihan DPRD.

  • Identitas Daerah: Di bawah kepemimpinan mereka, lahir Lambang Daerah melalui Perda No. 4 Tahun 2002, yang di dalamnya terukir moto abadi: "YABU EERUWOK" (Mari Bekerja Bersama).

  • Infrastruktur Kesehatan & Keamanan: RSUD Mulia dibangun dengan dana Otsus dan diresmikan pada 2004. Untuk pertama kalinya, Polres (Persiapan) Puncak Jaya dibentuk untuk menjaga keamanan dan ketertiban.


 

Masa Pembangunan dan Pemekaran (2007 - 2017)

 

Dekade ini menjadi saksi pembangunan masif dan lahirnya "anak-anak" baru dari Puncak Jaya.

  • Kepemimpinan 2007-2012: Duet Lukas Enembe, S.IP dan Drs. Henok Ibo memimpin Puncak Jaya, melanjutkan pembangunan infrastruktur strategis seperti Bandara Mulia dan PLTA Nioga.

  • Pembangunan Ikonik: Dimulainya pembangunan Kantor Bupati Puncak Jaya di Kota Baru Mulia (2008), yang disebut sebagai kantor bupati termegah di pegunungan tengah, serta Monumen Penampakan Roh Kudus.

  • Lahirnya Kabupaten Puncak: Melalui UU No. 7 Tahun 2008, Kabupaten Puncak resmi dimekarkan, menjadi "anak" pertama dari Puncak Jaya.

  • Kepemimpinan 2012-2017: Pasangan Drs. Henok Ibo dan Yustus Wonda, S.Sos, M.Si melanjutkan estafet kepemimpinan.

  • Penguatan Keamanan: Kodim 1714/Puncak Jaya dibentuk dan diresmikan pada 8 Januari 2013, memperkuat sinergi keamanan di daerah.

  • Pemekaran Distrik: Untuk mendekatkan pelayanan, dilakukan pemekaran 18 distrik baru sehingga total menjadi 26 distrik.


 

Menuju Visi Baru (2017 - 2022)

 

Putra-putra asli Puncak Jaya kembali memegang tampuk kepemimpinan, fokus pada pemanfaatan sumber daya alam dan peningkatan kualitas hidup.

  • Kepemimpinan Putra Daerah: Pasangan Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM dan Deinas Geley, S.Sos, M.Si dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati.

  • Pengembangan SDA: Fokus pada optimalisasi sumber daya alam unggulan seperti Kopi Mulia dan Minyak Buah Merah.

  • Penerangan untuk Rakyat: Pembangunan PLTMH Muara dan pemasangan 42.111 unit Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTHE) menjadi jawaban atas kebutuhan dasar masyarakat.

  • Pendidikan & Kesehatan: Pembenahan puskesmas di berbagai distrik serta pembangunan gedung sekolah dan dibukanya Universitas Terbuka (UT) Puncak Jaya.


 

Bingkai Kepemimpinan Penjabat: Menjaga Momentum (2022 - Sekarang)

 

Di masa transisi, roda pemerintahan terus dijaga oleh para penjabat yang berdedikasi untuk memastikan pelayanan dan pembangunan tidak berhenti.

  • Penjabat Bupati: Tumiran, S.Sos, M.AP dilantik pada akhir 2022, membawa semangat baru dalam pelayanan publik, salah satunya dengan meresmikan Terminal Penumpang Bandara Mulia.

  • Torehan Tinta Emas: Sejarah kembali terukir saat Yubelina Enumbi, SE, MM dilantik sebagai Penjabat Sekretaris Daerah pada 15 Februari 2023. Beliau adalah srikandi pertama dari Suku Lani yang menduduki jabatan strategis ini.

  • Terobosan Kesehatan: Didorongnya proses akreditasi RSUD Mulia yang berhasil meraih predikat Paripurna, sebuah lompatan besar dalam mutu pelayanan kesehatan.

  • Kembali ke Pangkuan Induk: Perjalanan Puncak Jaya kini berada di bawah naungan provinsi induknya, Papua Tengah, yang beribukota di Nabire.


 

Refleksi di Usia Dewasa

 

Kini, di usianya yang ke-27, Puncak Jaya telah beranjak dewasa. Tanda tanya 27 tahun lalu satu per satu telah terjawab. Namun, perjalanan masih panjang. Dengan semangat Yabu Eeruwok, saat semua elemen bergandengan tangan, Puncak Jaya akan terus melangkah menuju puncak kejayaan yang sesungguhnya: Maju, Aman, Mandiri, dan Sejahtera.

Waktu berlalu tidak akan kembali, tetapi akan menjadi kenangan indah yang tercatat dalam sanubari. Waktu yang akan datang terus bergerak maju, ke sanalah kita memandang dan berjalan, menuju bukit yang tinggi itulah PUNCAK JAYA.

Call Center Diskominfo